Uji Kesuburan Tanah Dengan Mewawancarai Petani
OUTPUT ACARA 1
UJI KESUBURAN TANAH DENGAN WAWANCARA PETANI
Alfi Nur Fadhilah (18/427721/PN/15501)
Kesuburan
tanah adalah potensi tanah untuk menyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup
dalam bentuk yang tersedia dan seimbang untuk menjamin pertumbuhan dan produksi
tanaman yang optimum (Anna et al,
1985 dalam Yamani, 2010). Tanah yang diusahakan untuk bidang pertanian memiliki
tingkat kesuburan yang berbeda-beda. Pengelolaan tanah secara tepat merupakan
faktor penting dalam menentukan pertumbuhan dan hasil tanaman yang akan
diusahakan. Evaluasi kesuburan tanah adalah proses penilaian masalah-masalah
keharaan dalam tanah dan pembuatan rekomendasi pemupukan (Dikti, 1991).
Untuk mengetahui kebutuhan takaran pupuk dan jenis pupuk yang
dibutuhkan bagi setiap jenis tanah perlu dilakukan penelitian evaluasi
kesuburan tanah. Penelitian kesuburan tanah dapat diperoleh dengan cara,
analisis tanah dan analisis tanaman, percobaan dilapangan, dan percobaan pot di
rumah kaca. Analisis tanah dan tanaman bertujuan untuk mengetahui ketersediaan
hara dalam tanah dan kekurangan hara bagi pertumbuhan tanaman. Percobaan di
lapangan dengan berbagai macam pupuk, jumlah takaran pupuk dan cara pemberian
pupuk dengan pengamatan pertumbuhan dan hasil tanaman. Sedangkan percobaan pot
dilakukan di kamar kaca dengan contoh tanah berasal dari berbagai daerah yang
akan diteliti kesuburannya. Tanaman diamati pertumbuhan dan hasilnya (Purwantoyo,
2014).
Kali
ini saya berkesempatan mewawancarai Bapak Samsu petani dengan lahan yang berada
di Dusun Sumbercangkring, Desa Watugede, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri. Tanah
tidak pernah diuji, pengujian hanya dilakukan dengan tingkat kesuburan tanaman.
Jika dirasa tanaman kurang subur, maka akan ditambahkan pupuk dan pengolahan
tanah. Pengolahan tanah menggunakan bajak dan garu atau kadang menggunakan
tanpa olah tanah atau zero tillage. Tingkat
produktivitas lahan baik. Di desa tidak pernah dilakukan penyuluhan atau
pelatihan petani, terdapat PPL di desa tetapi tidak pernah melakukan
penyuluhan. Bapak Samsu ini menggunakan pupuk anorganik subsidi dan ditambah
pupuk organik berupa pupuk kandang. Beliau mengeluhkan kesulitan akses pupuk
subsidi karena harus mengurus kartu tani melalui kelompok tani serta ada
batasan pembelian pupuk tiap petani, sedangkan bila tidak menggunakan pupuk
bersubsidi, biaya produksi akan sangat mahal. Selain hal tersebut, Bapak Samsu
tidak mempermasalahkan tentang kondisi kesuburan tanah di lahannya.
Daftar Pustaka:
Dikti.
1991. Kesuburan Tanah.Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Purwantoro,
Imam. 2014. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penelitian Kesuburan Tanah. BPP
Pertanian. Bogor
Yamani
,A .2010. Kajian Tingkat Kesuburan Tanah Pada Hutan Lindung Gunung Sebatung di
Kabupaten Kota Baru Kalimantan Selatan. Jurnal Hujan Tropis 11( 29): 32.
Comments
Post a Comment