Review novel: Norwegian Wood, Cerita hidup dan mati

Kalo ga pengen spoiler banyak, loncati bagian Overview, langsung ke bawah bagian review. Ini pertama kalinya aku baca novel karya Haruki Murakami.

Gambaran umum novel

Norwegian Wood merupakan novel karya Haruki Murakami yang mengisahkan tentang kehidupan remaja 20 tahunan bernama Toru Watanabe. Dalam ceritanya banyak mengangkat kisah tentang remaja depresi, mental illness hingga berujung bunuh diri, terdapat 4 tokoh yang diceritakan bunuh diri. Diterbitkan tahun 1980, diterjemahkan ke Bahasa Inggris tahun 2000, dan diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia tahun 2005, novel ini merupakan karya Haruki yang terlaris di Jepang. Nama Norwegian Wood sendiri diambil dari judul lagu The Beatles. Dengan latar tahun 1970, novel ini sarat akan referensi lagu 70an dan buku-buku klasik.

Sinopsis singkat

Dituturkan dengan sudut pandang orang pertama oleh tokoh utama Toru Watanabe. Cerita diawali ketika Watanabe mendengar “Norwegian Wood” karya The Beatles, ia terkenang akan Naoko, gadis cinta pertamanya, yang kebetulan juga kekasih mendiang sahabat karibnya, Kizuki. Serta merta ia merasa terlempar ke masa-masa kuliah di Tokyo, hampir 20 tahun silam, terhanyut dengan dunia pertemanan yang serba pelik, seks bebas, nafsu-nafsi, dan masa hampa hingga seorang gadis badung, Midori memasuki kehidupannya, sehingga ia harus memilih antara Midori atau Naoko.

Overview ~ SPOILER ALLERT~

Toru Watanabe bisa disebut sebagai mas-mas biasa aja, wajah biasa aja (ga ganteng tapi ga jelek juga sih), ga pinter-pinter amat dan ga goblok-goblok amat, bukan aktivis kampus, dan bukan anak orang kaya. Tapi Watanabe yang biasa aja ini dikelilingi oleh orang yang bisa dibilang aneh-aneh. Dari cerita orang terdekat Watanabe yang aneh-aneh ini pun cerita ini menjadi sangat berwarna.

Teman SMA satu-satunya sekaligus sahabat karib Watanabe bernama Kizuki, ia berpacaran dengan Naoko dan mereka sering jalan bertiga, Kizuki, Naoko dan Watanabe. Sampai akhirnya Kizuki memilih untuk bunuh diri di usia 17 tahun di garasi rumahnya. Hal tersebut menyisakan lubang yang dalam dalam hidup Watanabe maupun Naoko. Dari sudut pandang Watanabe, Kizuki merupakan sosok yang baik, terbuka, dan ramah. Dia pandai beradaptasi dengan suasana dan pandai berkomunikasi, selain itu, dia merupakan anak orang kaya, ayahnya seorang dokter gigi terkenal yang ongkosnya mahal. Tetapi sebenarnya dia bukan orang yang pandai bersosialisasi. Di SMA teman satu-satunya adalah Watanabe, ia tidak mengembangkan kemampuan bersosialnya ke ranah yang lebih luas. Dia juga memiliki rasa insecure parah serta cemas pada kekurangannya, hingga samapai pada akhir hayatnya ia tidak punya kepercayaan diri.

Watanabe berkuliah di kampus swasta di Tokyo dan tinggal di asrama mahasiswa. Di asrama dia tinggal satu kamar dengan Si Kopasgat (nama julukan) dan berteman baik dengan Nagasawa-san. Kedua orang ini memiliki sisi unik masing-masing, saking uniknya bisa sampai disebut aneh. Kopasgat merupakan julukan atau olok-olok dari teman-teman asramanya karena ia terkesan aneh. Sebenernya di aini ga terlalu aneh menurutku, malah dia rajin banget dan normal, mungkin lebih ke cupu sih. Teman-teman asramanya termasuk Watanabe ini terlalu jahat sama Kopasgat, dia  hanya anak jurusan geografi yang bercita-cita sederhana, ingin memggambar peta, selain itu dia juga bukan anak orang kaya. Cerita lucu di awal novel ini sepenuhnya berasal dari cerita-cerita keseharian Si Kopasgat sampe ke pertengahan cerita Si Kopasgat menghilang entah kemana. Berbada jauh dengan Si Kopasgat dan Watanabe, Nagasawa-san merupakan mas-mas ganteng, pintar, kaya dan hampir sempurna. Dia mahasiswa jurusan hukum di Universitas Tokyo. Di kuliah ia mendapat nilai yang tak diragukan lagi bagusnya, lalu ia mengikuti ujian pegawai negeri dan masuk Departemen Luar Negeri untuk menjadi diplomat. Ayahnya mengelola rumah sakit besar di Tokyo dan kakak laki-lakinya pun lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Tokyo. Dia punya banyak uang saku dan penampilannya oke. Ia memiliki aura dan wibawa yang membuat orang tertarik dan patuh kepadanya. Meskipun begitu, ia memiliki pemikiran yang sangat berbeda dengan orang-orang kebanyakan. Ia rela makan tiga ekor lintah demi harga dirinya saat terjadi pertikaian antara mahasiswa baru dan lama di asrama, dan dia merupakan perwakilan dari mahasiswa baru yang meminta perdamaian pada kakak tingkatnya. Dan dia telah tidur dengan lebih dari 70 perempuan. Ia memiliki pacar bernama Hatsumi-san, dia ini mbak-mbak biasa aja tapi baikk bangettt. Dia perempuan biasa yang memiliki cita-cita sederhana dan sangat mencintai Nagasawa-san. Diceritakan setelah Nagasawa-san menjadi diplomat di Jerman, Hatsumi-san menikah dengan laki-laki lain dan dua tahun setelah pernikahannya ia bunuh diru dengan memotong urat nadinya sendiri dengan cukur rambut. Hatsumi-san yang malang.

Sepeninggal Kizuki, Watanabe menjadi dekat dengan Naoko. Setiap hari minggu mereka berjalan berkeliling di Tokyo tanpa tujuan, berjalan ajaa ngobrolnya dikit. Aneh emang hubungan romansa mereka. Kebiasaan berjalan di hari minggu itu berlangsung selama satu tahun. Sampai tak terasa, Watanabe suka sama Naoko, dan ini cinta pertamanya. Sampai di ulang tahun Naoko yang ke-20, mereka merayakan ulang tahun di apartemen Naoko, disitu tidak seperti biasanya, Naoko bercerita banyak hal, bercerita, bercerita, hingga mereka melakukan hubungan sex. Setelah melakukan hubungan itu, Naoko menghilang entah kemana selama beberapa bulan. Watanabe yang stress melampiaskannya dengan meniduri banyak perempuan tentunya diajakin juga sama Nagasawa-san yang lebih pandai masalah perempuan, selain itu dia juga ketemu sama gadis ceria nan aneh, Midori. Ternyata selama menghilang itu, Naoko berasa di sanatorium (googling if u don’t know). Watanabe pergi menjenguk naoko di sanatorium, disana ia kenal dengan Reiko-san. Perempuan paruh baya 39 tahun. Dia memiliki masa lalu yang berat, banyak permasalahan berat. Dia memiliki penyakit mental sejak usia 20an. Awalnya dia bisa sembuh dan beraktivitas normal, menikah, dan punya satu orang anak. Lalu semuanya berubah saat ia diperkosa oleh gadis lesbian berusia 13 tahun. Penyakit mental yang dideritanya kembali, ia bercerai dengan suaminya dan masuk ke Sanatorium untuk penyembuhan.

Review

Di bagian overview, aku ga akan bahas khusus soal Naoko dan Midori. Karena mereka adalah cerita hidup dan mati itu, kalo diibartkan oreo, mereka ini krim putih di tengah-tengah, yang bisa bikin novel ini legitt. Naoko sangat berbeda dengan Midori, beda banget 180o. Naoko seperti lambang kematian, sedangkan Midori lambang kehidupan. Bisa ditilik dari kelakuan mereka sehari-hari, cara pandang mereka terhadap kehidupan, dan cara mereka menghadapi kematian orang terdekat. Watanabe jatuh cinta dengan kedua perempuan itu, pilihan Watanabe akan menentukan kemana arah hidup selanjutnya. Hidup ceria bareng Midori atau meratapi kematian Naoko.

Hal yang aku sukai dari novel ini adalah cara penuturannya. Udah ga bisa diragukan lagi gaya kepenulisan Haruki Murakami yang emang apik banget, bikin nagih, jadi suka bacanya. Deskripsi yang lugas dan jelas serta penggambaran tentang isi hati dan perasaan yang detail. Selain itu, novel ini membawa cerita berat tentang hidup dan mati tetapi dikemas dalam kehidupan anak remaja yang aneh. Novel ini terasa membawa angin segar cerita berbeda dari novel-novel yang biasanya ku baca.

Watanabe digambaekan sebagai mahasiswa jurusan teater yang suka membaca novel dan mendengarkan musik. Dalam buku ini banyak referensi novel lama dan musik 70an. Ada puluhan judul lagu yang tertulis dalam novel, tetapi yang paling menarik bagi saya ialah, lagu-ligu The Beatles, Yellow Lemon Tree—Fool Garden, Five hundread miles, dan When the flower bloom. Novel yang saya garis bawahi disini ialah Great Gatsby karya Scott Fitzgerald, Magic Mountain karya Thomas Mann, dan Beneath The Wheel.

Hal yang tidak aku sukai dari novel ini ialah cerita tentang banyaknya cerita tentang pergaulan bebas Watanabe. Ia berhubungan badan dengan semua hampir semua tokoh perempuan di dalam novel, Noko, Midori, Raiko-san, perempuan yang ditemuinya di bar bersama Nagasawa-san, bertukar teman tidur sama Nagasawa, hingga perempuan galau yang ia temui di supermarket. Mungkin disini Haruki Murakami ingin menggambarkan bagaimana pergaulan bebas remaja di Jepang. Penggambaran seks dalam buku ini detail pada setiap tindakan dan tidak dilebih-lebihkan. Sebenernya, novel ini memiliki penceritaan alur yang lambat, tetapi karena penuturannya yang apik, jadi alur lambat pun tidak terasa membosankan.

Quotes

Dan aku putuskan untuk menganggap kuliah sebagai masa bertahan terhadap kebosanan. Andai pun sekarang berhenti kuliah dan terjun ke masyarakat, aku tak punya keinginan untuk melakukan sesuatu. ~Norwegian Wood, Haruki Murakami

Kau anggap saja kehidupan itu seperti kaleng biskuit. Di dalam kaleng biskuit itu ada bermacam-macam biskuit, ada yang kamu sukai ada pula yang tak kamu suka. Kalua terus memakan yang kamu suka, yang tersisa hanya yang tidak kamu suka. ~Norwegian Wood, Haruki Murakami




Comments

Popular posts from this blog

Uji Kesuburan Tanah Dengan Mewawancarai Petani

Membuat Kompos Metode Anaerob